KONSTRUKSI – PT Waskita Karya (WSKT) terlibat dalam berbagai proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) senilai Rp 4,3 triliun.
Direktur Senior Waskita Karya Mursyid mengatakan perseroan berkomitmen mendukung penuh pengembangan IKN di Kalimantan sebagai salah satu operator infrastruktur BUMN.
“Saat ini Waskita Karya menguasai lebih dari 60% pembangunan proyek IKN. Dengan melaksanakan proyek pembangunan IKN, Waskita Karya juga memberdayakan pekerja lokal sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.” kata Mursiyd, Senin (8 Agustus). 28 Agustus 2023).
Menurutnya, Waskita Karya saat ini sedang mengerjakan proyek pembangunan jalan, antara lain Proyek Jalan Tol IKN Seksi 5A (progres 33,67%), meliputi pembangunan Jembatan Dirgahayu yang ikonik, dan Sepaku Ring Part 4 (48%). Proyek jalan. Kemajuan)…13%).
Selain itu, Waskita Karya memenangkan tender proyek pembangunan jalan feeder IKN di Kawasan Inti Pemerintah Pusat (KIPP) dan menandatangani kontrak pembangunan pada awal Juli 2023.
Konstruksi Fasilitas Pendukung Ibu Kota Baru
Dikatakannya, banyak proyek konstruksi yang membangun fasilitas pendukung operasional ibu kota baru seperti proyek pembangunan Kantor Sekretaris Presiden dan dukungan fasilitas konstruksi, gedung Departemen Koordinasi (Kemenko) dan paket proyek distrik ke-3, serta Departemen Koordinasi. pemasangan. dan paket proyek Distrik 4.
Sebagai pendukung infrastruktur perairan, Waskita Karya membantu pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) IKN 1, 2, dan 3.
“Waskita Karya juga fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengembangan IKN. “Perusahaan aktif mengembangkan teknologi digitalisasi melalui program perubahan yang berkelanjutan,” tambah Maseed.
Total, Waskita Karya saat ini memiliki 93 proyek dengan total nilai Rp51,6 triliun.
Ia juga mengatakan Waskita Karya saat ini sedang menyelesaikan prosedur restrukturisasi utang perbankan dan pemegang obligasi.
Usulan Penundaan Pembayaran Utang
Sebagai bagian dari proses restrukturisasi, perseroan mengusulkan untuk menunda atau menunda pembayaran utang kepada bank dan pemegang obligasi.
Penundaan pelaksanaan kewajiban tersebut diperlukan untuk menjaga likuiditas perseroan, mengingat perseroan mempunyai kas yang sangat terbatas.
Hingga 30 Juni 2023, induk perusahaan Waskita Karya masih memiliki uang tunai sebesar Rp 4,6 triliun, namun perseroan memerlukan persetujuan kreditur untuk menggunakan sebagian besar uang tersebut.
Mursyid mengatakan, pihaknya kini fokus mendapatkan persetujuan seluruh bank dan kreditur obligasi atas usulan restrukturisasi perseroan sehingga perseroan bisa menyelesaikan proses restrukturisasi tersebut.
“Perusahaan telah menyampaikan rencana final restrukturisasi kepada seluruh kreditur sejak awal Agustus, dan finalisasi proses restrukturisasi tersebut sangat penting agar perseroan dapat kembali bekerja secara optimal dan memenuhi kewajibannya kepada semua,” imbuhnya. . Kreditor, baik bank, obligasi, atau penjual.”
Restrukturisasi Waskita Karya
Usulan restrukturisasi Waskita Karya dipersiapkan dengan mempertimbangkan kekuatan finansial perusahaan dalam jangka panjang.
Terkait dengan usulan restrukturisasi, prinsip memperlakukan semua kreditur secara setara harus diutamakan. Mengingat persetujuan restrukturisasi diperlukan dari semua kreditur, baik bank maupun pemegang obligasi.
Sebagai bagian dari usulan restrukturisasi, Waskita juga akan menyediakan seluruh dana Waskita untuk mendukung rencana restrukturisasi tersebut. Termasuk memulai penyelesaian utang kepada penjual, membeli kembali sebagian kecil wesel bayar untuk menerapkan perlakuan yang sama. Memenuhi kebutuhan kreditur bank dan pemegang obligasi, serta kebutuhan modal kerja, sehingga Waskita dapat kembali bekerja optimal.
“Perusahaan saat ini berencana mendapatkan persetujuan dari seluruh kreditur baik bank maupun pemegang obligasi pada pertengahan September 2023,” ujarnya.
(tribunnews/Konstruksi)